Rabu, 28 Januari 2009

FITRAH SEORANG ANAK MANUSIA

FITRAH SEORANG ANAK MANUSIA

Melihat anak yang masih kecil, seperti melihat cermin. Apa yang diucapkannya adalah apa yang diterimanya. Ketika yang diterimanya adalah kebaikan maka yang dikeluarkannya pun kebaikan. Orang tua adalah sumber ‘pemasukan’ bagi anak. Anak seperti sponge yang memiliki daya serap luar biasa.
Adalah akal budi yang masih bersih dan terbebas dari segala beban kesadaran mulai dihadapkan pada pertanyaan tentang hakikat sekelilingnya.
Adalah fitrah, kondisi anak yang terkalibrasi. Ibarat titik bersih, maka fitrah anak selalu berada dalam kebaikan. Ketika fitrah terpelihara, maka sinyal kebaikan selalu menjadi bagian dari pertumbuhan anak. tugas orang tua adalah membuat kondisi yang memungkinkan sinyal itu makin kuat.
Semakin usia bertambah, maka gangguan pun makin banyak. “Casing” atau tubuh manusia makin menua, di samping itu, kondisi lingkungan pun makin membuat sinyal bisa melemah, jika tidak dipelihara. Anak akan bertambah usia. Tantangan orang tua adalah memeliharanya agar walaupun casing-nya berubah, sinyalnya tetap kuat supaya terus bisa bersentuhan dengan fitrah.
Dunia sekeliling menciptakan banyak virus yang membuat fitrah menjadi samar, sinyal makin melemah. Kekuatan hati lah yang membuat fitrah terjaga. Pendidikan adalah antivirus paling tepat agar hati seorang anak makin kuat, bisa melawan virus fitrah.
Guru terbesar seorang anak bukanlah orang-orang yang berada di luar rumah, melainkan mereka yang berada dalam satu atap. Di dalamnya ada ibu, dialah orang yang terakhir dilihat ketika tidur dan pertama dilihat ketika bangun

Tidak ada komentar: